Janganlah Menunda Waktu Karena waktu itu Berharga

  


Pada suatu hari yang sangat cerah, kondisi di sebuah kelas saat itu sangatlah hening dan hanya terdengar suara seorang guru sejarah yang sedang menjelaskan materinya, beliau bernama pak Budi. Saat itu waktu menunjukkan pukul 13.30 yang menandakan bahwa 30 menit lagi bel pulang berbunyi. Menjelang 10 menit terakhir pak Budi langsung memberikan tugas kelompok yang harus segera dikumpulkan 3 hari kedepan, setelah itu saya pun segera membentuk kelompok beranggotakan 4 orang yang terdiri dari Saya, David, Arya, dan Gilang. Setelah kelompok terbentuk, kami berempat langsung merencanakan kerja kelompok bersama di rumah saya pada esok harinya.

Keesokan harinya di pagi hari, seperti biasa kami selalu bermain game bersama dengan teman-teman lain sebelum pelajaran pertama dimulai. Setelah 1 jam kami bermain, bel masuk akhirnya berbunyi. Dan para guru mulai menuju ke masing-masing kelas. Waktu demi waktu kami lewati hingga tibalah waktu istirahat kedua, disaat itu saya mulai mengajak kelompok kami untuk berunding dan membahas rencana kerja kelompok nanti. Namun, David dan Gilang malah tidak menanggapi serius perbincangan saya dan Arya pada saat itu, mereka berdua malah asik bermain game di ponselnya.

Sore hari itu cuaca sedang mendung, dan 2 orang temanku yang bernama David dan Gilang sudah datang lebih awal di rumah saya untuk mengerjakan tugas kelompok. Namun diawal mereka berdua memutuskan untuk bermain game terlebih dahulu, sembari menunggu kedatangan Arya. Lalu disaat tengah fokus bermain game, tiba tiba hujanpun turun dengan deras disertai petir yang menyambar setelahnya.. kamipun tidak menghiraukan hal itu dan tetap lanjut bermain sampai lupa waktu, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, dan kami masih saja melanjutkan bermain. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Arya mengirim pesan bahwa ia berhalangan hadir dikarenakan Hujan deras dan terjebak banjir. Kami bertiga akhirnya memaklumi hal itu dan lanjut bermain lagi.

Disaat kondisi sedang sepi, tiba tiba terdengar petir yang menyambar tiang listrik depan rumah saya. Kami bertigapun mendadak terkejut bukan main, lalu kami akhirnya berhenti bermain game dan terdiam dikarenakan listrik dirumah saya dan lingkungan sekitar menjadi padam. Akses Internetpun menjadi hilang dikarenakan petir yang menyambar tadi, setelah menunggu 1 jam lebih akhirnya hujan menjadi reda, lalu 2 teman saya memutuskan untuk pulang dan akhirnya kami tidak menyelesaikan tugas kelompok satupun dikarenakan pemadaman listrik serta kami juga yang dari awal terlalu asik bermain game sampai melupakan tujuan awal tersebut.

 

 Tibalah kami di hari pengumpulan tugas, dan pak Budi mulai menyuruh perwakilan tiap kelompok untuk mengumpulkan tugas kelompoknya masing masing dimeja guru. Lalu saat pak Budi memeriksa hasil tugas kelompok kami, beliau sangat marah karena hasil tugas kelompok kami hanyalah sedikit. Kemudian beliau mulai menanyakan alasan mengapa kelompok kami sangat mengecewakan, kami berempatpun hanya bisa terdiam seribu kata. Lalu kami akhirnya dihukum tidak boleh mengikuti kelas sejarah saat itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Implementasi Teknologi Grafik Komputer dalam Film Series Game of Thrones

Biografi Mochtar Lubis

Persahabatan